06 June, 2013

Touring Ke-12, Jawa Tengah & Candi Cangkuang 14-17 November 2012

Touring kali ini kami singgah di banyak tempat. Kami berangkat dari Jakarta Jam. 21 Wib.


1. MAKAM SUNAN GUNUNG JATI, CIREBON

kami sampai di lokasi Sunan Gunung Jati, Cirebon jam 2.30 pagi. Sekelumit kisah tentang Sunan Gunung Jati dikenal juga sebagai Syarif Hidayatullah. Ia adalah putera dari Nyai Rara Santang, salah seorang puteri Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi dari ibunda Nyai Subang Larang. Ayahnya bernama Syekh Maulana Akbar yang berasal dari Negeri Gujarat di India Selatan. Dengan demikian, ia adalah salah satu cucu dari raja terbesar Pajajaran. Sunan Gunung Jati dikenal sebagai satu-satunya anggota Wali Songo yang menyebarkan agama Islam di Tatar Pasundan atau wilayah Jawa Barat.








Sepeninggal Prabu Siliwangi, Kerajaan Pajajaran mengalami kemunduran dan terpecah belah. Salah seorang puteranya, Raden Walangsungsang, memisahkan diri dari kekuasaan pusat dengan mendirikan Keraton Cirebon dengan gelar Prabu Cakrabuana. Sang prabu tidak memiliki seorangpun putera laki-laki. Tatkala Syarif Hidayatullah telah dewasa dan kembali dari pengembaraan di Tanah Suci Mekkah, maka ia kemudian dinikahkan dengan saudara sepupunya yang bernama Dewi Pakungwati. Kelak Syarif Hidayatullah menggantikan tahta uwaknya dan membangun Keraton Pakungwati yang kini dikenal sebagai Keraton Kasepuhan Cirebon.
Setelah wafat, Sunan Gunung Jati dimakamkan di sebuah bukit kecil yang dikenal sebagai Gunung Sembung. Kompleks pemakaman ini berada di lintasan Jalan Cirebon – Indramayu, kurang lebih berjarak 4 km dari pusat Kota Cirebon ke arah utara. Sebagai salah seorang wali penyebar agama Islam, makam Sunan Gunung Jati selalu dipadati oleh para peziarah dari berbagai daerah di pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, bahkan kaum muslimin dari luar negeri. 

Setelah itu kami melanjutkan perjalanan menuju ke Masjid Agung Cirebon untuk menunaikan sholat subuh dan istirahat sejenak untuk menghilangkan rasa ngantuk.

2. MASJID AGUNG DEMAK
Perjalanan kami lanjutkan menuju Demak, kami bertemu dengan rombongan Pulsarian.
Cuacanya sangat panas,,kami beristirahat sejenak.


  minum dulu aaaahhh
Sampai di Masjid Agung Demak bertepatan dengan waktu dzuhur, Alhamdulillah...
Masjid Agung Demak merupakan masjid tertua di Pulau Jawa, yang dibangun oleh para Wali Songo pada tahun 1478 pada masa pemerintahan Sultan Patah, hingga sekarang masih berdiri kokoh. Masjid ini merupakan cagar budaya yang memiliki nilai historis dan arkeologis.
Secara arsitektural salah satu keistimewaannya adalah bentuk atapnya limas piramida bertingkat tiga yang menjadi khas bentuk masjid di Jawa, ini menunjukkan akidah islamiyah yaitu iman, Islam dan ihsan. Memiliki empat soko guru yang salah satunya konon dibuat dari tatal.
Masjid Agung Demak terletak di jalan Raden Patah dan mudah dijangkau dijalur jalan Semarang – Surabaya, disebelah utara masjid pengunjung dapat berziarah kemakam anggota keluarga kerajaan Demak.


3. MAKAM SUNAN KALIJAGA
Lokasi Makam Sunan Kalijaga dekat dengan Masjid Agung Demak, Kami pun langsung menuju lokasi.
Sunan Kalijaga merupakan salah satu dari 9 wali penyebar agama Islam pertama di tanah Jawa. Terletak di Jl. R. Sahid, Kadilangu ± 1,5 km sebelah timur kota Demak banyak dikunjungi para peziarah terutama pada malam Jum'at Kliwon.





4. GROJOGAN SEWU, TAWANGMANGU-JAWA TENGAH

Tawangmangu merupakan salah satu tempat wisata favorit di Solo/Surakarta. Tawangmangu menyimpan sejuta misteri  dan keindahan alam karena berada di sisi barat lereng Gunung Lawu atau Gunung Sewu. Secara gegografis, Tawangmangu merupakan naman Kecamatan di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Perlu dicatat, ini Karanganyar yang di Solo dan bukan Karanganyar Kebumen. Tawangmangu berada di ketinggian 1200 meter dpl sehingga udaranya sangat sejuk dan cocok untuk berwisata menghilangkan penat.

Kami sampai dilokasi jam 07.00 pagi, kami datang terlalu pagi sedangkan loket karcis masuk baru buka sekitar jam 08.00 pagi.

Sambil menunggu loket buka, kami ke warung sate kelinci & sate landak. 
Makanan yang paling terkenal di Tawangmangu adalah sate kelinci. Daging kelinci memang agak alot namun memiliki serat daging yang lembut. Dipadu dengan sambal kacang, irisan cabe dan bawang merah, disajikan bersama lontong menjadi santapan lezat. Menurut para ahli, daging kelinci rendah kolesterol dan juga memiliki banyak manfaat bagi kesehatan.
Daging kelinci mengandung zat yang disebut senyawa kitotefin. Senyawa ini apabila digabungkan dengan omega 3 dan 9 diyakini bisa untuk penyembuhan asma. Beberapa orang telah meraskaan bahwa daging kelinci juga berkhasiat menurunkan kadar gula bagi para penderita diabetes, sementara otaknya berkhasiat sebagai penyubur kandungan wanita.

 Landaknya kita kasih makan dulu sebelum nanti kita makan landaknya wkwkwkwk

Sate Landaak maknyuuuuuusssssss......
Selesai makan, perut Alhamdulillah dah kenyang...Loket masih belum buka,,
Poto duluuu aaaahhhh...


Akhirnya dibuka juga...



Ceritanya waktu itu kita membawa 3 botol air minum, 2 botol air mineral dan 1 botol Pocary.
Karena agak ribet saat mau poto, kita taruh 3 botol itu di tanah. Setelah selesai poto-poto dan saat mau ambil botol air ternyata hanya ada 2 botol, botol pocarynya hilang..Saat kami melihat sekeliling ada monyet tak jauh dari kami sambil pegang botol pocary,, waduuuh dia toh yg ambil...Tau aja yg mana yg enak hadeeeeuuuuuhhhh,,dasar monyet




 Ngaso duluuuu..Lumayan cape juga naik 1.250 anak tangga, itu baru anaknya belum emaknya wkwkwkwk....
 Selamat Jalan Grojogan Sewu sampai jumpa lagi
 SiMerah siap untuk melanjutkan  perjalanan.

5. ASTANA GIRIBANGUN, KARANGANYAR-SURAKARTA

Astana Giribangun adalah sebuah mausoleum bagi keluarga mantan presiden Indonesia ke-2, Soeharto. Lokasinya berada di sebelah timur kota Surakarta, Indonesia tepatnya di Desa Girilayu, Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar, sekitar 35 km dari Surakarta.

Surat izin untuk Ziarah...

Makam ini dibangun di atas sebuah bukit, tepatnya di bawah Astana Mangadeg, komplek pemakaman para penguasa Mangkunegaran, salah satu pecahan Kesultanan Mataram.
Astana Mangadeg berada di ketinggian 750 meter dpl, sedangkan Giribangun pada 666 meter dpl. Di Astana Mangadeg dimakamkan Mangkunegaran (MN) I alias Pangeran Sambernyawa, MN II dan MN III.
Pemilihan posisi berada di bawah Mangadeg itu bukan tanpa alasan, untuk tetap mmenghormat para penguasa Mangkunegaran, mengingat Ibu Tien Soeharto adalah keturunan Mangkunegoro III. Komplek makam ini memiliki tiga tingkatan cungkup (Bangunan makam) : Cungkup Argo Sari yang terletak di tengah-tengah dan paling tinggi, di bawahnya, terdapat Cungkup Argo Kembang dan paling bawah adalah Cungkup Argo Tuwuh.

Astana Giri Bangun dibangun pada tahun 1974 oleh Yayasan Mangadeg Surakarta, dan diresmikan penggunaannya pada tahun 1976. Peresmian itu ditandai dengan pemindahan sisa jenazah Soemaharjomo (Ayah Tien Soeharto) dan Siti Hartini Oudang (Kakak tertua Ibi Tien), yg keduanya sebelumnya dimakamkan di Makam Utoroloyo, salah satu makam keluarga besar keturunan Mangkunegaran yg berada di Kota Solo.







6. WADUK GAJAH MUNGKUR
Dalam perjalanan menuju Goa Pindul kami melewati Waduk Gajah Mungkur .
Waduk Gajah Mungkur adalah sebuah waduk yang terletak 3 km di selatan Kota Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Perairan danau buatan ini dibuat dengan membendung sungai terpanjang di Pulau Jawa yaitu sungai Bengawan Solo. Mulai dibangun pada  akhir tahun 1970-an dan mulai beroperasi pada tahun 1978. Waduk dengan wilayah seluas kurang lebih 8800 ha di 7 kecamatan ini bisa mengairi sawah seluas 23600 ha di daerah Sukoharjo, Klaten, Karanganyar dan Sragen. Selain untuk memasok air minum Kota Wonogiri juga menghasilkan listrik dari PLTA sebesar 12,4 Megawatt. Untuk Membangun waduk ini pemerintah memindahkan penduduk yg tergusur perairan waduk dgn transmigrasi bedol desa ke Sitiung, wilayah Sumatera Barat.

 Waduk Gajah Mungkur, Jumat 16-11-2012 Jam 13.47
Kami melewati daerah Gunung Kidul. Dimana Gunung dibelah untuk dijadikan jalan raya.
Nii diaa potonyaaa...


Jalan rayanya sangat mulus meskipun agak sedikit bergelombang dan terkadang ujung jalan sering tidak terlihat, apakah lurus atau belok..tetap jaga kewaspadaan.

 Laper brooo.....


7. GUA PINDUL

Gua Pindul adalah gua alam di Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Gua ini pada dasarnya merupakan tempat aliran sungai bawah tanah yang cukup banyak di kawasan pegunungan kapur di Gunung Kidul.
Dengan menyusuri sungai di gua itu, kita bisa melihat pemandangan alam yang sangat menarik. Berawal dari tempat yang masih terang, kemudian memasuki tempat agak gelap, tempat yang gelap sama sekali sebelum berakhir kembali keluar dari gua di hilirnya. Selama perjalanan, para pengunjung dapat menikmati formasi bebatuan seperti stalaktit, stalagmit, dan bahkan yang sudah menyatu menjadi pilar perkasa.

Perjalanan menuju Gua Pindul sendiri sangat minim petunjuk arah, sama sekali tidak ada petunjuk arah ke Gua Pindul. Saat kami bertanya kepada warga setempat pun tidak banyak yg mengetahui dimana Gua Pindul tsb. Tapi, kami sampai juga di tempat wisata, warga yg tinggal didekat area wisata sangat antusias dan ramah mengantarkan kami ke lokasi.
Sampai di lokasi sore hari sekitar jam 15.37. Cuaca sedikit mendung.
                                            

Setelah melakukan registrasi kami menuju Gua Pindul.
 Untuk melakukan Cave Tubing hanya membutuhkan peralatan ban pelampung dan life vest. Head lamp hanya dipakai oleh pemandu.

 Waktu terbaik untuk Cave Tubing di Gua Pindul adalah pagi hari sekitar pukul 09.00 atau 10.00 WIB. Saat memasuki Gua keadaan gelap gulita, hanya sekilas cahaya yg terpancar dari lampu pemandu. Mungkin akan lebih  baik jika ada pencahayaan sedikit didalam Gua, tapi menurut pihak pengelola hal tsb sengaja dihindari agar kealamian Gua tetap terjaga. Yooweeessslaaah...


 Seruuuuu bangeeett Cave Tubingnyaaa.....
 Keluar Gua hari sudah sangat sore dan sepertinya sebentar lagi akan turun hujan.
 Bro Dani menyempatkan diri untuk terjun dari atas Gua. Saat perjalanan ke tempat parkir motor hujan pun turun.
 Setelah mandi dan membereskan barang bawaan kami melanjutkan perjalanan.

7. MALIOBORO

Kami sampai di Malioboro sekitar jam 20.30 WIB. Cuaca cerah dan asyik untuk wisata malam hari.


 Jalanan sangat ramai. Bro Dani & Bro Rachman memastikan barang bawaan terikat rapi.

 Dingin2 makan skoteng mang paling mantaaaaapppp...

8. CANDI CANGKUANG
Esok harinya kami sudah memiliki janji dengan teman-teman yang lain untuk bertemu di Garut. Kami bertemu di tempat wisata Candi Cangkuang.


Candi Cangkuang adalah sebuah Candi Hindu yang terdapat di Kampung Pulo, wilayah Cangkuang, Kecamatan Leles, Garut, Jawa Barat. Candi inilah juga yang pertama kali ditemukan di Tatar Sunda erta merupakan satu-satunya candi Hindu di Tatar Sunda. Candi ini terletak bersebelahan dengan makam Embah Dalem Arief Muhammad, sebuah makam kuno pemuka agama Islam yang dipercaya sebagai leluhur penduduk Desa Cangkuang.

Desa Cangkuang dikelilingi oleh empat gunung besar di Jawa Barat, yang antara lain Gunung Haruman, Gunung Kaledong, Gunung Mandalawangi dan Gunung Guntur. Nama Candi Cangkuang diambil dari nama desa tempat candi ini berada. Kata 'Cangkuang' sendiri adalah nama tanaman sejenis pandan (pandanus furcatus),yang banyak terdapat di sekitar makam, Embah Dalem Arief Muhammad, leluhur Kampung Pulo. Daun cangkuang dapat dimanfaatkan untuk membuat tudung, tikar atau pembungkus gula aren. 
Cagar budaya Cangkuang terletak di sebuah daratan di tengah danau kecil  (dalam bahasa Sunda disebut situ), sehingga untuk mencapai tempat tersebut orang harus menggunakan rakit. Selain candi, di pulau itu juga terdapat pemukiman adat Kampung Pulo, yang juga menjadi bagian dari kawasan cagar budaya.








 Rasa lelah kami hilang saat berkumpul & tertawa bersama teman-teman.



Pemukiman adat Kampung Pulo
Kampung Pulo merupakan sebuah kampung kecil, terdiri dari enam buah rumah dan enam kepala keluarga. Sudah menjadi ketentuan adat bahwa jumlah rumah dan kepala keluarga itu harus enam orang dengan susunan tiga rumah disebelah kiri dan tiga rumah disebelah kanan yang saling berhadapan ditambah satu masjid sebagai tempat ibadah.
Oleh sebab itu kedua deretan rumah tersebut tidak boleh ditambah ataupun dikurangi.
seorang anak sudah dewasa kemudian nikah maka paling lambat dua minggu setelah pernikahan harus meninggalkan rumah tempat asalnya, keluar dari lingkungan keenam rumah adat tersebut. Dia bisa kembali keasalnya bila salah satu keluarga meninggal dunia dengan syarat harus anak wanita dan ditentukan atas pemilihan keluarga setempat.







Dari Candi Cangkuang kami beristirahat sejenak di rumah Bro Yaman. Sore harinya kami pulang ke Jakarta diguyur hujan.


Alhamdulillah.... kami sampai di Jakarta dengan selamat, ini Touring kami yang terpadat dengan waktu yang singkat.

No comments:

Post a Comment